Saturday, 9 May 2015

cara membuat pupuk cacing

Membuat Pupuk Kascing Kascing dan manfaatnya Kascing atau vermicompost adalah kotorancacing tanah. Kascing mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur makro dan mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Komposisi kimia kascing Eisenia foetida meliputi nitrogen (N)0,63%, fosfor (P) 0,35%, kalium (K) 0,20%, kalsium (Ca) 0,23%, magnesium (Mg) 0,26%, natrium (Na) 0,07%, tembaga (Cu) 17,58%, seng (Zn) 0,007%, manganium (Mn) 0,003%, besi(Fe) 0,79%, boron (B) 0,21%, molibdenum (Mo) 14,48%, KTK 35,80 meg/100mg, kapasitas menyimpan air 41,23%, dan asam humus 13,88%. Unsur-unsur kimia tersebut siap diserap tanaman dan sangat berguna bagi pertumbuhan dan produksinya. Disamping itu kascing mengandung mikroba dan hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Jumlah mikroba yang banyak dan aktivitasnya yang tinggi bisa mempercepat pelepasan unsur-unsur hara dari kotoran cacing menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman. Cara membuat kascing Pembuatan kascing akan berhasil jika kita mengetahui kebutuhan yang layak untuk hidup dan perkembangbiakan cacing tanah(CT). CT yang digunakan adalah Lumbricus rubellus, atau jika tidak didapatkan, bisa digunakan cacing tanah lokal yang ada di kebun, di pekarangan, dan tumbukan sampah. Untuk pertumbuhan yang baik bagi CT, diperlukan pH untuk tempat tinggal (media) antara 6,5-7,5, suhu 22-28oC, dan kelembaban media 40-60%. Ketinggian atau kedalam media maksimum 25 cm danberada di tempat teduh atau tidak terkena sinar matahari langsung. Istilah yang digunakan Sampah , yakni sisa bahan sayur (kecuali daun salam dan sereh), dedaunan (sampah kebun, kecuali daun cengkeh dan cemara), sisa buah-buahan (kecuali jeruk, kulir, buahdan daunnya), dan kertas mudah hancur yang belum diolah. Media siap pakai , siap tanam cacing tanah yakni tempat berlangsungnya proses pengomposan tahap awal dari sampah penyiraman dan pembalikan. Penyiraman dan pembalikan yang odeal; dilakukan setiap hari atau tiga hari sekali. Proses ini akan berlangsung selama 1-2 minggu. Pakan , yakni sampah yang telah diperlakukan seperti media, tetapi paling sedikit telah berumur 3 hari. Pakan ini diberikan setiap hari pada wadah yang telah berisi cacaing tanah, kecuali pada media yang telah berubah menjadi kascing. Kascing atau bekas cacing adalah hasil akhirdari proses pengomposan dengan bantuan cacing tanah. Kascing berbentuk seperti tanah dengan tekstur halus, tidak berbau, dan berwarna kehitam-hitaman. Lama proses terjadinya kascing dari media kascing sekitar 1 bulan. Kokon , yakni selubung telur yang biasanya berisi 2 cacing tanah muda sebagai hasil perkawinan 2 individu cacing tanah dewasa atau cacing tanah bersifat hemaprodit. Penentasan kokon berlangsung selama 15-21 hari dalam suasana hangat. Tahap Persiapan 1. Sediakan 4 buah wadah plastik ukuran 45x35x15 cm dengan permukaan atas rata.Wadah bisa dari bahan lain yang lebih murah, misalnya bambu atau kayu. 2. Lubangi bagian dasar dan sampaing wadah tersebut sebesar kelingking dengan jarak antarlubang sekitar 3 cm. Lubang ini berfungsi sebagai saluran pembuangan air agar tidak terjadi genangan dalam media. 3. Rapikan bagian-bagian yang telah dilubangi dan cuci wadah hingga bersih dengan air biasa tanpa menggunakan sabun. 4. Buat tempat kascing 4 rak atau laci dengan bagian atas, bawah, kanan, kiri dan belakang tertutup kawat ram ukuran terkecil dan bagian depan diberi pintu. 5. Beri pengamanan di keempat kaki rak untuk mencegah hama atau musuh cacing tanah berupa wadah yang berisi minyak tanah. Tahap Pelaksanaan 1. Potong-potong atau cacah sampai yang telah disediakan dengan ukuran 2-3 cm, kemudian masukkan ke dalam wadah paling atas dan siram dengan air secukupnya hingga media tetap basah dan lembab, tetapi jangan sampai sampah organiknya tergenang air. 2. Penyiraman disarankan setiap hari sampai menjadi setengaj matang (sekitar semumur seminggu)jika jumlah sampah banyak dan wadah nomor pertama telah penuh, dapat dipakai wadah nomor dua. 3. Tiga hari sekali sampah pada wadah nomor 1 atau 2 dibolak-balik (akan lebih baik jika tiap hari sambil disiram) agar proses pengomposan awal berjalan sempurna. 4. Rak nomor 2 dan 3 berfungsi sebagai media siap pakai (dari wadah nomor 1) dantelah siap ditanam cacing. Masukkan cacing ke dalam media siap pakai yang berisi limbah rumah tangga yang telah dikomposkan selama 1-2 minggu. Berat cacing yang dipakai atau dimasukka adalah 0,5kg per 2 kg media siap pakai. Wadah nomor 2 atau 3 tersebut setiap harinya harus diberi pakan dari samapi yang paling sedikit telah berumur 3 hari. 5. Beri pakan lebih kurang seberat cacing yang ditanam. Jika pakan tersebut masuh tersisa atau masih terlihat sebagai pakan, kurangi pemberian pakan, sehingga pakan benar-benar habis dimakan oleh cacing. Pemberiaan pakan hanya di bagian atas tempat penanaman cacing tanah. 6. Seminggu sekali wadah yang berisi cacing tanah (rak nomor 2 atau 3) diaduk-aduk dengan tangan langsung atau kayu lunak. Hal ini sangat berguna untuk aerasi sehingga cacing tanah dapat berkembang optimal. 7. Setelah pengadukan, cacing tanah tidak diberi pakan karena masih stres, sehingga belum mau makan. Baru pada hari berikutnya cacing tanah diberi pakan. 8. Wadah yang berisi cacing tanah harus dijaga kelembabannya (sekitar 60%). Jika terlalu kering, lakukan penyiraman bersamaan dengan pemberiaan pakan yangdibasahi. Demikian seterusnya. 9. Jika proses diatas berjalan dengan benar,dalam waktu sekitar sebulan, sampah akan berubah menjadi pupuk pupuk atau kascing. Setelah berubah menjadi kascing disarankan cacing tidak diberi pakan dahulu. 10. Wadah yang berisi kascing diletakkan dirak paling atas (nomor 1) dengan tidak diberi pakan dan tidak disiram. Maksudnya agar kokon atau telur cacing tanah menetas. Penetasan kokon tersebut berlangsung sekitar 2-3 minggu. 11. Pemindahan cacing tanah muda atau kokon yang telah menetas dilakuakn secara manual dengan tangan. 12. Kascing yang telah dipisahkan dari kokon diangin-anginkan sekitar semalam kemudian digunakan untuk memupuk tanaman. Sumber : Tri Mulat, SP. Membuat & Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. 
Sumber : Agromedia Pustaka, 2003. posted by sianok pertanian organik

No comments:

Post a Comment